Asahan | Tubinnews.com – Skandal dugaan fiktif penyalahgunaan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan percaloan di Bank BRI aek songsongan, kali ini nilainya tembus puluhan miliaran rupiah mendapat sorotan publik. Jumat, (10/10/25) .
Menurut narasumber warga aek songsongan mengatakan bahwa praktek percaloan ataupun nasabah diduga peminjamannya fiktif dan terus berulang – ulang di unit aek songsongan dikendalikan agen calo seorang pengusaha sebut saja Sitrus alias Tieknoe.
Diterangkan nya, diduga kasus ini melibatkan praktek manipulasi data lewat sekema kredit fiktif yang menggunakan program kredit KUR. Dalam proses nya, data KTP warga diduga dicatut dan disulap jadi dibitur fiktif, dengan iming – iming uang kepada pemilik KTP. Tapi dana kreditnya diduga untuk berinisial Sitrus alias Tieknoe.
Mulusnya praktek jahat tersebut diduga adanya kongkalingkong antara agen calo dengan oknum karyawan bank BRI unit aek songsongan yakni mantri berinisial P, D, Z dan lainnya.

“Setiap pencairan oknum mantri dan kepala diberikan fee.”katanya.
Diduga dari praktek percaloan yang dilakukan Tieknoe ini bertahun – tahun sudah meraup puluhan miliar, pencairan – pencairan itu untuk usahanya bukan masyarakat.”sambungnya.
Atas maraknya praktek percaloan tersebut, diketahui beberapa waktu lalu tim audit kantor Bank BRI wilayah (Kanins) medan turun ke Bank BRI cabang tanjungbalai dan unit aek songsongan.
Mengetahui hal itu, oknum mantri berusaha menutupi permainan “nakal” dilapangan dengan berkunjung ke rumah – rumah untuk mengkondisikan nasabah – nasabah Bank BRI unit aek songsongan yang dikendalikan oleh calo Sitrus alias Tieknoe.
Dari informasi yang diterima, agen percaloan bernama Sitrus (nama samaran.red) membawa sekitar ratusan dibitur diduga fiktif, semuanya pakai layanan KUR senilai sekitar Rp 50 juta – 100 juta.
Diketahui modus berulang yang dilakukan Sitrus yang sudah bekerja sama dengan oknum karyawan BRI unit aek songsongan, data palsu, pencairan fiktif, uang tidak sampai ke masyarakat, tapi masuk ke pihak – pihak yang tidak berhak.
Sedangkan dugaan skandal KUR fiktif dan percaloan itu diketahui belum diselidiki oleh aparat penegak hukum.
Saat diwawancara kepala unit (Ka. Unit) bank bri aek songsongan, karlys samuel marpaung berdalih tidak tahu – menahu terkait adanya permainan percaloan kotor yang dilakukan pengusaha berinisial Sitrus alias Tieknoe.
Dijelaskan Karlys Samuel bahwa Sitrus alias Tieknoe adalah nasabah BRI sekaligus agen BRILink.
“Saya kenal Sutris alias Tikno, dia nasabah sekaligus usaha agen BRILink, hanya sebatas itu,” kata Karlys dalam rekaman video wawancara exlusive oleh TVnya Buruh dikantor nya beberapa waktu yang lalu.
Ia juga menerangkan bahwa penyaluran alokasi KUR di unit songsongan setiap tahun nya mencapai Rp 40 – 50 miliar.
Pernyataan Karlys Samuel sangat berbeda dengan fakta dilapangan. Menurut informasi yang beredar, Mesin BRILink milik Sutris sudah disita oleh petugas agen BRILink (PAB) karena diduga mesin BRILink tersebut digunakan untuk membayar angsuran perumahan dan kavlingan yang dilakukan secara akumulatif.
Reporter TVnya Buruh, mengonfirmasi pengusaha perumahan yang berada di desa aek songsongan bernama Sutris alias Tekno yang disebut-sebut dalam wawancara rekaman video oleh Kaunit BRI Karlys tersebut, sekira malam pukul 00:55 Wib hingga pukul siang dini hari 12:00 Wib (8/10) via pesan dan via telpon WhatsApp tak sepatah kata pun memberikan tanggapannya terkait KUR yang diduga menurut warga sekitar atas keterlibatannya. Dengan tidak adanya memberikan jawabannya, patut diduga Sutris alias Tekno sebagai nasabah yang dengan mudah dapat mencairkan Dana KUR lewat kepala unit dan mantri-mantri di Songsongan.
Untuk itu diminta kepada Kejaksaan Negeri Sumatera Utara (Kejari-Su), Kapolda Sumatera Utara untuk memanggul dan memeriksa kepala unit BRI songsongan Karlys Samuel, Mantri-Mantrinya dan pengusaha perumahan Sutris alias Tekno yang disebut-sebut oleh Karlys yang diduga menyalahgunakan dana KUR yang merugikan negara miliaran rupiah.
Lebih mencengankan lagi, narasumber mengatakan bahwa debitur – debitur yang namanya dipakai untuk perumahan dan kavlingan berinisial Sitrus, diduga kreditnya sengaja dimacet kan oleh bank agar dapat di cover oleh asuransi jamkarindo atau asuransi askrindo.
“Permainan percaloan di aek songsongan sudah terjalin cukup lama, siapa yang tidak kenal Sitrus di aeksongsongan ini. Setiap pergantian atau mutasi kerja, pasti menyerahkan tongkat estafet untuk membantu pengusaha berinisial Sitrus alias Tieknoe, karena mendapat iming – iming fee setiap pencairan bank bri.
Terpisah, auditor (URC) tanjungbalai, evan sebayang saat dikonfirmasi awak media terkait dugaan kasus percaloan dan Kur fiktif belum berkomentar.
Program KUR diluncurkan pemerintah sebenarnya punya niat baik membantu UMKM dan masyarakat desa mendapatkan akses keuangan yang lebih mudah. Namun, fakta nya dilapangan nasabah selalu di persulit jika tidak mengunakan calo, kepercayaan publik mulai runtuh kepada Bank BRI unit aek songsongan.
Satu hal pasti, sistem harus dibersihkan, dan transparansi harus ditingkatkan, kalau kita masih mau lihat bank bri unit aek songsongan menjadi ujung tombak pembangunan UMKM.(Red)














