Aceh Barat || Tubinnews.com || Kepengurusan Pemerintahan Mahasiswa Universitas Teuku Umar (PEMA UTU) periode 2025/2026 menuai sorotan tajam. Pasalnya, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) UTU telah mengeluarkan Surat Peringatan Pertama (SP1) akibat kevakuman dan tidak terlaksananya program kerja lebih dari tiga bulan terakhir.
Menanggapi hal tersebut, Ihsanul Fikri, Demisioner Sekretaris Jenderal PEMA UTU, menyayangkan kondisi yang terjadi. Menurutnya, kinerja PEMA UTU 2025/2026 telah mencederai marwah lembaga eksekutif mahasiswa tertinggi di Universitas Teuku Umar.
“Saya sangat kecewa melihat kondisi PEMA hari ini. PEMA UTU 2025/2026 seolah tidak mampu menjalankan amanah, bahkan membiarkan organisasi vakum tanpa arah. Ini jelas mencederai marwah PEMA yang seharusnya menjadi wadah perjuangan mahasiswa,” ujar Ihsanul Fikri dalam keterangannya, Rabu (17/9).
Ihsanul menegaskan bahwa PEMA bukanlah milik segelintir orang, melainkan milik seluruh mahasiswa UTU. Karena itu, ia menilai kelalaian dalam menjalankan tugas tidak hanya merugikan pengurus, tetapi juga menurunkan kepercayaan publik mahasiswa terhadap lembaga tersebut.
“Kalau PEMA vakum, siapa lagi yang akan mengawal aspirasi mahasiswa? Kalau roda organisasi lumpuh, berarti kepentingan mahasiswa terabaikan,” tegasnya.
Ia juga mendesak PEMA UTU 2025/2026 untuk segera melakukan konsolidasi internal dan kembali mengaktifkan program kerja. Jika tidak, menurutnya kepengurusan yang ada patut dipertanyakan legitimasi dan kelanjutannya.
Di akhir pernyataannya, Ihsanul mengajak seluruh mahasiswa UTU untuk turut serta mengawasi jalannya organisasi agar PEMA UTU 2025/2026 kembali menjadi lembaga yang kredibel, bermarwah, dan berpihak kepada kepentingan mahasiswa.
Ia juga meminta setiap DPM fakultas di lingkup UTU untuk ikut mengawasi jalannya roda organisasi PEMA UTU, sehingga tidak lagi terjadi kevakuman yang mencederai marwah lembaga mahasiswa.