Mengenal Mesikhat, Pakaian Adat Masyarakat Alas pada PKA-8

|

DITAYANG:

Banda Aceh, Tubinnews – Kabupaten Aceh Tenggara turut hadir dalam memamerkan kekayaan adat dan budayanya dalam Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8.

Salah satu elemen penting dari budaya Aceh Tenggara adalah pakaian adat yang disebut Mesikhat. Istilah Mesikhat berasal dari bahasa Suku Alas yaitu “Tesikhat” yang berarti menerapkan motif hias langsung tanpa membuat sketsa terlebih dahulu, dan diterapkan pada benda atau objek.

Sejarah mencatat Mesikhat mulai dikenal sekitar tahun 1910. Awalnya, motif Mesikhat hanya diterapkan pada rumah adat, namun seiring berjalannya waktu, motif ini mulai diaplikasikan pada baju adat, tas, dompet, dan aksesoris lainnya.

BACA JUGA  Malam Puncak HUT Kodam IM ke 67 Tahun 2023

Dulu, Mesikhat hanya dikenakan oleh para raja, namun seiring berjalannya waktu, pakaian adat ini juga digunakan oleh masyarakat Suku Alas secara umum. Biasanya, masyarakat Alas mengenakan Mesikhat pada momen-momen khusus seperti upacara adat.

Motif Mesikhat khas masyarakat Suku Alas memiliki lima warna utama: merah, kuning, putih, hijau, dan hitam. Setiap warna memiliki makna simbolis masing-masing, seperti merah yang melambangkan keberanian, hijau untuk kesuburan, kuning untuk kejayaan, putih untuk kesucian, dan hitam untuk kepemimpinan.

BACA JUGA  Korlantas Polri Berlakukan One Way pada Pukul 21.30 WIB

Menurut Kepala Bidang Budaya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Tenggara, Andin, Mesikhat adalah karya seni yang merefleksikan kehidupan masyarakat di Aceh Tenggara. Motif ini menggambarkan kehidupan masyarakat dengan mempertahankan nilai-nilai estetika dan makna dari objek tersebut.

Pada acara pernikahan, pengantin pria dan wanita mengenakan Mesikhat. Pengantin wanita akan memakai bunga sumbu khas dengan warna merah, hijau, dan kuning di kepala, serta memadupadankan dengan songket dan baju dasar hitam. Sementara pengantin pria akan memakai Bulang Bulu dengan warna merah yang diikat di kepala, serta memakai bogok (kain selempang) di leher.

BACA JUGA  Perkuat Kerjasama Pendidikan, Dubes Amerika Serikat Kunjungi USK

Bukan hanya pengantin, tetapi juga keluarga besar kedua mempelai turut mengenakan baju adat Mesikhat pada acara pernikahan. Di ajang Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8, Kabupaten Aceh Tenggara memamerkan keindahan pakaian adat Mesikhat di pintu masuk anjungan mereka.
(Rindi/red)