Aceh Barat | Tubinnews.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Barat mengusulkan anggaran sebesar Rp100 miliar kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia untuk pengembangan objek wisata Krueng Sikundo yang terletak di Desa Sikundo, Kecamatan Pante Ceureumen.
Usulan tersebut rencananya akan disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah Aceh Barat, Kurdi, mewakili Bupati Aceh Barat, Tarmizi, SP dalam kegiatan retret yang berlangsung di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada 26–29 Oktober 2025.
Menurut Kurdi, pengajuan dana ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah dalam mendorong pengembangan sektor ekowisata di Aceh Barat sekaligus memperkuat kontribusi pariwisata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Pengembangan objek wisata Krueng Sikundo diyakini dapat menarik minat wisatawan lokal maupun dari luar daerah kehadiran wisatawan nantinya akan memberi dampak positif bagi perekonomian masyarakat serta meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD),” ujar Kurdi.
Ia menambahkan, jika usulan tersebut disetujui pemerintah pusat pengembangan kawasan wisata ini akan dimulai pada tahun 2026 hingga 2029. Program tersebut akan berfokus pada peningkatan sarana dan prasarana mulai dari perbaikan akses jalan menuju lokasi hingga pembangunan fasilitas pendukung lainnya.
“Kita akan sampaikan usulan ini saat retret jika disetujui pusat dampaknya akan sangat besar bagi masyarakat sekitar dan peningkatan PAD daerah. Selain itu, investor di bidang pariwisata juga akan lebih tertarik untuk berinvestasi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Kurdi menjelaskan bahwa Krueng Sikundo merupakan objek wisata alam yang memiliki keindahan dan keasrian khas dengan udara sejuk serta aliran sungai yang cocok untuk aktivitas arung jeram.
Potensi tersebut dinilai sangat layak untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata unggulan Aceh Barat. Usulan pengembangan wisata ini disusun oleh Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Aceh Barat dengan total kebutuhan anggaran mencapai Rp100 miliar yang akan digunakan secara bertahap selama empat tahun.














