Aceh | TubinNews.com – Sejumlah mahasiswa asal Kabupaten Simeulue yang sedang menempuh pendidikan di Kampus Al-Muslim Bireuen dilaporkan telah tiga hari terjebak di dalam asrama akibat banjir besar yang melanda wilayah Kabupaten Bireuen.
Para mahasiswa ini tinggal di Asrama Al-Muslim yang berlokasi di kawasan Payah Cut, Kecamatan Peusangan, salah satu daerah yang terdampak paling parah oleh banjir.
Menurut keterangan yang berhasil dihimpun, kondisi para mahasiswa tersebut sangat memprihatinkan. Mereka mengaku terpaksa bertahan dengan persediaan yang sangat terbatas, bahkan hanya mengonsumsi mi instan mentah karena tidak ada listrik, tidak ada akses memasak, dan tidak mampu keluar dari asrama akibat tingginya genangan air.
Hingga hari ini, upaya untuk mendapatkan makanan layak masih terhalang karena seluruh akses menuju asrama terputus oleh banjir.
Pihak keluarga di Simeulue menyebutkan bahwa komunikasi dengan para mahasiswa sangat sulit dilakukan. Jaringan telekomunikasi di wilayah banjir mengalami gangguan berat, ditambah dengan pemadaman listrik yang terjadi sejak awal banjir melanda.
Kondisi ini membuat keluarga cemas karena tidak dapat memastikan keadaan anak-anak mereka di Bireuen.
Salah satu perwakilan orang tua menyampaikan bahwa mereka sudah berusaha menghubungi berbagai pihak, termasuk rekan mahasiswa lain dan pihak kampus, namun keterbatasan akses dan komunikasi membuat informasi sulit diperoleh.
Mereka berharap pemerintah daerah, khususnya Pemerintah Kabupaten Bireuen dan Pemerintah Kabupaten Simeulue, segera mengambil tindakan untuk memastikan keselamatan para mahasiswa tersebut.
“Kami sangat berharap adanya penelusuran langsung ke lokasi asrama dan bantuan segera diberikan. Anak-anak kami sudah tiga hari terjebak tanpa makanan layak. Kami mohon pemerintah turun tangan”, ujar Herman, salah satu keluarga mahasiswa kepada TubinNews, Sabtu (29/11/2025).
















