Medan | Tubinnews.com – Warga Jalan Rupat Gang Buntu, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan, Sumatera Utara, dibuat resah akibat dugaan penggunaan lahan depan rumah mereka sebagai lapak dagangan. Kejadian ini menjadi sorotan publik setelah video cekcok antara pemilik rumah dan pedagang viral di media sosial, Kamis (7/8/2025).
Dalam video yang telah ditonton ribuan kali di berbagai platform, tampak seorang warga yang merupakan pemilik rumah terlibat adu mulut dengan sejumlah pedagang. Lokasi adu mulut terjadi tepat di depan rumah warga tersebut, yang disebut telah dipenuhi lapak dagangan.
Lapak-lapak itu diduga dibangun di atas badan jalan dan berada pada posisi lebih tinggi dibandingkan rumah warga. Hal ini diduga menyebabkan air hujan mengalir masuk ke dalam rumah dan menimbulkan banjir.
Tak hanya itu, barang dagangan yang ditinggalkan sembarangan juga disebut turut menyumbat drainase. Warga khawatir kondisi ini akan memperparah banjir di wilayah tersebut.
Dalam narasi video, disebutkan bahwa para pedagang mendapatkan izin untuk berjualan di atas lahan milik keluarga warga yang kini memprotes keberadaan mereka. Namun, akibat dampak yang ditimbulkan, warga tersebut meminta agar aktivitas jual-beli dihentikan di lokasi itu.
“Kalian bangun kayak gini di sini kenapa kalian nggak mikir yang hujan di dalam rumah itu gimana, tiap hujan rumah kita yang kena (banjir),” ucap warga dalam video yang direkam dari lantai dua rumahnya.
Video tersebut juga menyinggung dugaan adanya ujaran bernada rasis yang dilontarkan kepada warga pemilik rumah, yang memperkeruh suasana dan menuai kecaman dari warganet. Warga berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Medan segera turun tangan menangani persoalan ini.
Menanggapi hal itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Medan, Rakhmat Adisyah Putra Harahap, mengatakan pihaknya telah menerima informasi tersebut dan akan segera melakukan penelusuran lebih lanjut.
“Tadi juga sudah dapat arahan dari pimpinan, kita sedang pelajari dan cek,” kata Rakhmat saat dikonfirmasi Tubinnews.com.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak kelurahan maupun kecamatan setempat terkait polemik tersebut. Warga berharap persoalan ini dapat diselesaikan secara adil demi menjaga kenyamanan bersama di lingkungan permukiman.