Deli Serdang | Tubinnews.com – Kepala Desa Rugemuk, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deliserdang, Muliadi akhirnya angkat bicara terkait tudingan korupsi dana desa yang tengah menghebohkan publik. Tudingan tersebut bermula dari aksi ratusan warga yang menuntut penegak hukum segera menangkap sang kades karena diduga melakukan penyalahgunaan anggaran selama dua tahun berturut-turut.
Saat dikonfirmasi, Muliadi tak membantah bahwa dirinya telah beberapa kali menjalani pemeriksaan oleh penyidik Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Polres Deliserdang. Namun, ia menilai isu ini terlalu dibesar-besarkan oleh pemberitaan yang beredar.
“Berita apa lagi? Kita udah diperiksa, udah lah jangan lagi dibesar-besarkan, biarkan aja. Lagian judulnya ngeri kali ‘desak tangkap’,” ucap Muliadi saat dikonfirmasi pada Kamis, 7 Agustus 2025 kepada Tubinnews.com.
Sementara itu, aksi unjuk rasa yang dilakukan warga Desa Rugemuk beberapa waktu lalu menjadi puncak dari akumulasi kekecewaan terhadap Muliadi. Dalam aksi itu, warga mendesak aparat Polres Deli Serdang segera mengambil tindakan hukum terhadap dugaan praktik korupsi yang dilakukan Muliadi dalam pengelolaan dana desa tahun anggaran 2022 dan 2023.
Berdasarkan data yang dihimpun dari laporan warga, total dana desa yang diduga dikorupsi mencapai Rp1,7 miliar. Pada tahun 2022, sebanyak Rp847 juta dianggarkan untuk 46 kegiatan, sementara pada tahun 2023, Rp910 juta dikucurkan untuk 37 kegiatan. Namun, warga menduga kuat banyak kegiatan yang fiktif, berulang, atau dimark-up dan dimark-down, yang justru lebih menguntungkan kepala desa dan keluarganya.
“Setahu kami, Pak Kades Muliadi udah beberapa kali dipanggil polisi sejak aksi unjuk rasa warga. Tapi sampai sekarang tidak ada kabar tindak lanjutnya,” ungkap Selamet, salah seorang warga Rugemuk yang turut dalam aksi tersebut.
Warga menyampaikan rasa kecewa yang mendalam terhadap kepemimpinan Muliadi, yang dinilai jauh dari prinsip transparansi dan akuntabilitas. Tak sedikit dari mereka menilai Muliadi bersikap seolah-olah kebal hukum.
“Tak ada yang puas dengan kinerja Pak Kades. Sudah lama kami curiga dia hanya memperkaya diri sendiri dan keluarganya. Warga sudah bosan,” tambah Selamet.
Dari penelusuran yang dilakukan warga terhadap laporan realisasi dana desa dua tahun terakhir, ditemukan berbagai kejanggalan yang mencurigakan. Bahkan, sisa lebih penggunaan anggaran (SILPA) tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp24 juta lebih juga diduga dikorupsi dengan dalih kegiatan palsu pada tahun berikutnya.
Meski berbagai dugaan telah muncul ke publik, Muliadi masih enggan memberikan penjelasan lebih lanjut. Saat ditanya soal pemeriksaan oleh pihak kepolisian, ia hanya menjawab singkat.
“Iya pernah (diperiksa), memangnya ada apa? Apa ada yang salah?” kata Muliadi dengan nada santai.