Banda Aceh – Universitas Syiah Kuala melalui Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik siap untuk mendirikan Program Studi Hubungan Internasional. Hal ini disampaikan oleh Dekan FISIP USK Dr. Mahdi Syahbandir, S.H., M.Hum pada kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Pengguna Lulusan Prodi Hubungan Internasional FISIP USK di Balai Senat USK. (Banda Aceh, 1 Februari 2024).
Mahdi mengatakan, FISIP USK telah melakukan sejumlah tahapan untuk pembentukan prodi HI ini. Termasuk pula kegiatan FGD ini yang bertujuan untuk mendapatkan masukan berbagai pihak.
Rencananya, fokus dari Prodi HI FISIP USK ini nantinya adalah diplomasi humaniter yang berupaya mengatasi isu-isu kemanusiaan dan mempromosikan prinsip-prinsip kemanusiaan dalam hubungan internasional.
“Seiring berkembangnya isu-isu internasional, kami menilai prodi Hubungan Internasional ini sangat penting. Prodi tersebut akan menambah prodi di FISIP, yang saat ini memiliki empat prodi,” ucapnya.
Pada kesempatan itu, Rektor USK Prof. Dr. Ir. Marwan mengatakan pimpinan Universitas akan memberi dukungan penuh agar prodi HI ini bisa segera terbentuk. Apalagi saat ini USK berstatus sebagai Perguruan Tinggi Badan Hukum (PTN BH), sehingga memiliki kewenangan sendiri untuk membentuk prodi baru.
Selain itu, Rektor juga menilai secara historis Aceh memiliki relasi yang kuat dengan dunia internasional. Di mana pada masa lalu masyarakat Aceh sudah terbiasa membangun diplomasi atau jejaring dengan negara luar baik itu Turkiye, Eropa bahkan sampai Amerika.
“Melalui prodi HI ini kita bisa menggali nilai-nilai sejarah itu, serta menyiapkan SDM Aceh yang lebih berkompeten untuk mengisi berbagai posisi terkait hubungan internasional,” ucap Rektor.
Selanjutnya, Staf Khusus Wali Nanggroe Rustam Effendi, S.E., M.Econ mengatakan pihaknya turut menyambut baik rencana USK untuk mendirikan prodi HI ini. Dirinya berharap, lulusan HI dari USK ini nantinya bisa memberikan kontribusi yang besar dibandingkan prodi HI lainnya di Indonesia.
“Maka kami kira perlu untuk terlebih dahulu meramu visi dan misi yang pas dan sesuai dengan konteks Aceh,” ucapnya.
Dalam FGD ini turut hadir pula perwakilan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Aceh. Salah satu gagasan yang muncul dalam kegiatan ini adalah, prodi HI USK diharapkan bisa menyentuh sisi-sisi hubungan internasional yang lebih luas. Baik itu dari isu dunia islam serta tidak lupa memasukan isu-isu digital dalam konteks hubungan internasional.