Banda Aceh – Sejak pagi para ibu-ibu PKK Cotlamkuweuh Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh berkumpul di Meunasah setempat untuk melaksanakan teut apam di bulan Rajab, tradisi ini telah menjadi rangkaian tahunan disaat memasuki bulan rajab 1445 H, Kamis 8 februari 2024.
Asap mengepul dari balik kuali kecil yang terbuat dari tanah liat, para ibu-ibu tengah menuangkan adonan tepung beras ke dalam cuprok tanoh yang telah dioleskan garam agar adonan tidak lengket.
Dengan perlahan-lahan adonan dituang menggunakan centongan. Dimasak dengan api yang berasal dari kayu bakar menimbulkan aroma sedap, kemudian adonan apam di bakar hingga mengering.
Sesekali para ibu-ibu meniup api agar apam dapat matang merata. Gak perlu menunggu lama lebih kurang dua menit apam bisa di angkat dan di sajikan.
Apam merupakan makanan nenek moyang satu ini memang tidak perlu di ragukan lagi, rasa yang gurih berasal dari bahan yang digunakan berupa tepung beras yang di campur dengan santan kelapa. Selain itu teksturnya sedikit kenyal dan empuk dan berbentuk bulat.
Kemudian dipadukan dengan manisnya kuah santan yang berisi pisang, ubi dan nangka, tentunya lezat dan nikmat.
Apam biasanya dibuat pada saat-saat tertentu saja seperti bulan Rajab, Isra’miraj, tradisi itu biasa dikenal dengan istilah Toet Apam.
Toet apam sangat identik dengan bulan Rajab di Aceh, yang biasa disebut dengan “Buleun Teut Apam”, sehingga pada bulan tersebut warga Cot Lamkuweuh dan masyarakat Aceh umumnya melakukan kenduri apam. Tradisi teut apam juga sudah diturunkan dari generasi ke generasi di Aceh, maka tak heran bila dilakukan setiap tahunnya dan biasa di buat secara berkelompok maupun perorangan.
Selanjutnya, apam dibagikan ke seluruh warga sekitar dan juga dimakan bersama-sama sanak saudara maupun tetangga. Hal tersebut merupakan wujud memohon maaf sebelum menyambut bulan puasa tiba dan juga sebagai rasa bersyukur atas rezeki yang di dapat selama ini.
Tradisi itu tentunya menumbuhkan rasa kebersamaan dan memperkuat silaturrahmi di tengah-tengah warga Cot Lamkuweuh.
Ketua PKK Gampong Cot lamkuwueh Nuraini mengatakan tradisi teut apam terus dilestarikan, Ini merupakan upaya untuk melestarikan tradisi masyarakat Aceh di bulan Rajab, intinya kebiasaan ini untuk memperkuat silaturrahmi antar warga Cot lamkuwueh,” katanya.
Salah seorang peserta teut apam Yulita mengatakan, ini sebagai ajang untuk memperkuat silaturahmi dan kebersamaan, teut apam juga dijadikan kebiasaan untuk bersedekah oleh masyarakat Cotlamkuwueh dengan berbagi kepada warga kepada anak yatim,warga setempat dan juga dibagikan kepada Janda gampong Cot Lamkuweuh” tutup ibu Yulita.