Banda Aceh, Tubinnews.com – Direktur Pusat Informasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jakarta, Miklos Gaspar, mengunjungi situs tsunami kapal di atas rumah di Desa Lampulo, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, pada Kamis (6/2/2025).
Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Miklos Gaspar di Banda Aceh, selain peresmian koleksi PBB di Museum Tsunami Aceh.
Miklos Gaspar, diplomat asal Hongaria yang ditunjuk oleh Sekretaris Jenderal PBB António Guterres sejak 5 September 2024, menyempatkan diri untuk berdoa di situs tersebut guna mengenang para korban tsunami dahsyat yang melanda Aceh pada 2004 silam.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh, Said Fauzan, S.STP, MA, menjelaskan bahwa kunjungan PBB diharapkan dapat semakin memperkenalkan potensi wisata sejarah di Banda Aceh.
“Harapan kita, akan semakin memperkenalkan tempat wisata yang kita miliki. Situs-situs sejarah kita menjadi lebih edukasi, kemudian mereka juga bisa berkontribusi untuk kedepannya bagimana menata lebih baik,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa pihaknya tengah berupaya meningkatkan fasilitas di situs tersebut, termasuk penataan pagar dan penerapan Retribusi daerah untuk mendukung perawatan objek wisata.
“Insya Allah, rencana bagaimana objek kita ini bisa lebih baik, mulai dari pagar dan sebagainya. Apalagi Kota Banda Aceh sudah ada Qanun Restribusi Daerah, jadi kita bisa diterapkan restribusi. Setidaknya pameran-pameran terhadap objek wisata itu bisa tercover dari aktivitas para waisatawan yang berkunjung”. Ungkapnya.
Sementara itu, Keuchik Gampong Lampulo, Alta Zaini, NL.P menyampaikan rasa syukurnya atas kunjungan delegasi PBB itu.

Dalam kesempatan itu, ia menjelaskan bahwa sebelum tsunami, jumlah penduduk Lampulo mencapai 6.500 jiwa dengan 1.500 kepala keluarga (KK). Namun, setelah bencana, hanya tersisa 1.500 orang dan 500 KK.
“Kita berharap ada perhatian lebih terhadap kondisi situs ini, terutama terhadap kapal yang sudah beberapa kali mengalami kerusakan akibat cuaca. Jika memungkinkan, kita memerlukan bantuan untuk membuat duplikat kapal dari bahan yang lebih tahan lama, seperti fiber,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga menyoroti perlunya perbaikan fasilitas pendukung, seperti paving block yang mulai rusak, pembangunan kios wisata, serta dukungan bagi usaha mikro yang mayoritas dijalankan oleh korban tsunami.
“Setiap bulan, sekitar 3.000 hingga 5.000 wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, berkunjung ke Lampulo. Kita berharap kunjungan ini dapat membuka peluang bantuan dari berbagai pihak untuk memperbaiki kondisi situs,” tambahnya.
Dalam kunjungan ini, turut hadir Kadis Parawaisata Kota Banda Aceh, Said Fauzan, S.STP, MA, Kapolsek Kuta Alam, AKP Suriya, Danramil Kuta Alam, Kapten Cpl. Deni Hendrianto, Keuchik Gampong Lampulo, Alta Zaini, NL.P serta sejumlah tokoh masyarakat setempat.