Banda Aceh, Tubinnews – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Zulfadli, mengungkapkan kekecewaannya atas insiden pemadaman listrik yang terjadi di Ruang Poli Hemodialisa Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA), Banda Aceh, pada Senin (11/11/2024). Peristiwa ini terjadi saat pasien tengah menjalani prosedur hemodialisis, yang sangat bergantung pada pasokan listrik stabil.
“Ini bukan kejadian pertama. Kami mendesak Pj Gubernur, Pak Safrizal, untuk segera mengevaluasi manajemen RSUZA,” ujar Zulfadli, Selasa (12/11/2024), seperti yang dilansir dari situs resmi DPRA.
Zulfadli menyatakan bahwa laporan terkait gangguan listrik di Poli Hemodialisa RSUZA sudah sering diterima, bahkan pada saat pasien sedang menjalani cuci darah. Ia menilai bahwa situasi ini mencerminkan kelalaian serius dan manajemen rumah sakit terkesan tidak mengindahkan keselamatan pasien.
“Seolah-olah mereka bermain-main dengan nyawa pasien. Ini sangat tidak bisa ditoleransi,” tegasnya.
Menurut Zulfadli, jika pemadaman listrik dari PLN tidak dapat dihindari, rumah sakit seharusnya memiliki langkah antisipatif, seperti memastikan generator cadangan berfungsi optimal.
“RSUZA adalah rumah sakit terbesar di Aceh. Persiapan menghadapi situasi darurat semacam ini seharusnya menjadi prioritas,” tambah politisi Partai Aceh tersebut.
Ia pun memperingatkan, jika manajemen RSUZA tidak segera melakukan perbaikan, DPRA tidak akan ragu menggunakan kewenangannya untuk mengambil tindakan lebih tegas.
“Kami siap melangkah lebih jauh jika masalah ini terus berulang,” tandas Zulfadli.