Kejati Sumut: Perkara Pencurian oleh Tukang Las Diselesaikan dengan Keadilan Restoratif

|

DITAYANG:

MEDAN,TUBINNEWS.COM | Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejati Sumut), Idianto, SH, MH, bersama jajaran, menggelar ekspose perkara dengan Jaksa Agung Muda Pidana Umum (JAM Pidum) melalui video conference di Kantor Kejati Sumut, Kamis (23/1/2025). Perkara yang diajukan oleh Kejaksaan Negeri Belawan disetujui untuk diselesaikan dengan pendekatan keadilan restoratif.

Kasi Penkum Kejati Sumut, Adre W Ginting, SH, MH, menjelaskan bahwa perkara tersebut melibatkan tersangka Jimmy Ferdian alias Jimmy, seorang tukang las yang mencuri dua unit baterai dan dongkrak milik Tonny Siahaan.

BACA JUGA  Kajati Sumut Terima Penghargaan dari Kementerian LHK atas Dedikasi Penegakan Hukum

Insiden pencurian terjadi pada Selasa, 12 November 2024, di Gudang Marga Silima, tempat penitipan truk milik Tonny Siahaan. Jimmy, yang saat itu bekerja di gudang, mengambil dua unit baterai merek Hybrid N 70Z dan sebuah dongkrak berkapasitas 50 ton tanpa izin. Barang-barang tersebut kemudian dijual kepada orang tak dikenal dengan total nilai Rp355.000.

Aksi Jimmy terekam CCTV dan disaksikan oleh beberapa saksi di lokasi.

Korban, Tonny Siahaan, bersama warga berhasil menangkap Jimmy setelah upaya pelarian yang berulang kali dilakukan tersangka. Perkara ini kemudian dilaporkan ke Polsek Medan Labuhan.

BACA JUGA  Tim Tabur Kejati Sumut Amankan Juara Tamba, DPO Terpidana Perambah Hutan di Tanjung Merawa

Dalam proses hukum, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Belawan menawarkan mediasi sebagai bentuk pendekatan humanis. Mediator berhasil mempertemukan korban dan tersangka, yang ternyata memiliki hubungan kerja.

Jimmy, yang mengakui kesalahannya, meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. Tonny Siahaan pun memaafkan Jimmy, dan hubungan keduanya kembali pulih.

“Perdamaian ini mengembalikan keadaan seperti semula dan memperbaiki hubungan antara bos dan karyawan,” ungkap Adre.

Kejati Sumut menilai bahwa penyelesaian perkara melalui pendekatan keadilan restoratif adalah langkah yang tepat dalam kasus ini. Pendekatan ini tidak hanya memberikan keadilan bagi korban, tetapi juga membuka peluang bagi pelaku untuk memperbaiki diri.

BACA JUGA  Wartawan Laporkan Dugaan Pelaku Ilegal Logging dan Pelecehan di Media Sosial ke Polres Dairi, Kasus Belum Tuntas

“Pendekatan ini adalah wujud nyata dari penegakan hukum yang humanis, di mana perdamaian menjadi tujuan utama,” pungkas Adre.

Perkara ini menjadi contoh keberhasilan penerapan keadilan restoratif di Sumatera Utara, mengedepankan kemanusiaan tanpa mengesampingkan hukum yang berlaku.(Red)

 

 

Terbaru

popular