KAMMI Aceh Tenggara Desak Pemerintah Setempat Berantas Lapo-Lapo Tuak

|

DITAYANG:

Kutacane – Menyambut bulan suci Ramadhan adalah sebuah momentum bagi umat Islam untuk beribadah dan menyucikan diri dari perbuatan maksiat. Hal tersebut merupakan kewajiban bagi umat Islam di seluruh dunia.

Dalam hal ini, KAMMI Aceh Tenggara menuntut APH dan Dinas Syariat Islam, terutama FORKOPIMDA Aceh Tenggara, untuk menutup tempat-tempat maksiat di wilayah tersebut. Tujuannya adalah agar umat Islam dapat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan dengan aman dan nyaman.

“Kami menegaskan tidak ada tempat bagi pelanggaran hukum, terutama narkoba dan hiburan malam, Seharusnya ini menjadi catatan penting bagi APH Dan Forkompinda Aceh tenggara, terkait ini kami dari KAMMI (kesatuan aksi mahasiswa muslim Indonesia) berharap pihak terkait membumi hanguskan tempat Lapo Lapo tuak yang beroperasi di bulan Ramadhan dan memberikan sanksi serius.” kata Ketua KAMMI Aceh Tenggara, Abdullah, pada Minggu (10/3/2024).

BACA JUGA  Amiruddin,SH. Peduli Korban Musibah Kebakaran

Abdullah menyampaikan, Aceh Tenggara kini menghadapi risiko dari tempat-tempat maksiat yang beroperasi, terutama pada bulan Ramadhan. Hal ini merupakan keprihatinan masyarakat yang seharusnya menjadi fokus utama FORKOPIMDA, terutama dinas terkait. Kehadiran tempat maksiat dapat mengancam moral dan akhlak generasi muda di Aceh Tenggara, tidak hanya pada bulan Ramadhan.

Beberapa tahun kebelakangan ini, lanjut Abdullah, APH dan Dinas Syariat Islam Aceh Tenggara belum menunjukkan keseriusan dalam menangani permasalahan ini, meskipun Aceh dikenal sebagai provinsi dengan penerapan syariat yang kuat. Di setiap kecamatan, terutama Lapo-Lapo tuak, masih banyak tempat maksiat yang beroperasi tanpa penanganan yang memadai.

BACA JUGA  Venue di Aceh 100 Persen Rampung Sebelum PON Dimulai

“Sejauh ini yang kami amati APH dan dinas terkait selalu menutup mata dalam hal ini padahal mereka lah yang punya tanggung jawab penuh dalam hal ini. Kita tidak mau apabila permasalahan ini selalu di abaikan yang di khawatirkan banyak masyarakat yang bentrok di karenakan mengambil langkah sendiri untuk menertibkan tempat tempat yang di anggap banyak membuat maksiat terjadi,” tutup Abdullah.

spot_img
spot_img
spot_img