Banda Aceh | Tubinnews.com – Dua pemancing yang tergabung dalam Komunitas Merah Mata Fishing (MMF) berhasil diselamatkan oleh Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS) Aceh atau Tim SAR (Search and Rescue) Aceh, Minggu (19/10/2025).
Dua anggota komunitas MMF ini, HD (37) dan FR (39), mereka berangkat dari Lhokseudu Aceh Besar dengan seorang pawang kapal.
FR menceritakan bahwa dia bersama HD dan pawang kapal berangkat saat keadaan cuaca cerah, sekitar pukul 07.30 WIB dari dermaga Lhokseudu.
Namun, tiba-tiba pada pukul 10.00 WIB, cuaca berubah menjadi mendung dan mulai muncul badai.
Melihat mendung mendekati, mereka menjauh dari awan pekat, melanjutkan memancing di daerah yang lebih dekat dengan daratan.
Pukul 14.00 WIB hujan mulai turun, karena tidak memungkinkan lagi melanjutkan memancing, mereka memutuskan kembali ke daratan, naas mesin kapal tidak kunjung hidup, setelah dicek ternyata ada kebocoran oli mesin.
Setelah beberapa saat berupaya menghidupan mesin namun tidak berhasil, pawang melempar jangkar, agar kapal tidak terbawa ombak yang mulai ganas.
Panik melanda, cuaca sudah tidak bersahabat, FR dan HD serta pawang menghubungi rekan-rekan di darat meminta pertolongan. Namun, karena ombak sangat ekstrem, hanya ada dua kapal nelayan yang mencoba berusaha menyelamatkan, namun gagal karena dua kapal itu juga tidak mampu menerjang ombak ganas.
“Kami sangat panik, kami terombang-ambing beberapa jam di atas kapal, dengan ombak ganas, ditengah hujan apalagi saat malam hari, kami benar-benar ketakutan,” kata FR.
Mendapat laporan, Tim SAR Aceh langsung melakukan evakuasi, beruntung anggota Komunitas MMF dan pawang kapal selamat setelah lebih kurang sembilan jam terombang-ambing di lautan.
Kasie Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Banda Aceh, Zul Indra saat menerima kunjungan silahturahmi beberapa anggota MMF, Rabu (22/10/2025) malam mengatakan, ketika mendapat laporan pihaknya langsung melakukan evakuasi meski cuaca ekstrem karena berkaitan dengan nyawa.
“Alhamdulillah rekan dari MMF selamat, namun kami minta maaf tidak dapat bisa menarik kapal ke darat, karena sudah menjadi ketentuan Tim SAR wajib untuk menyelamatkan nyawa manusia, apalagi saat itu ombak ekstem,” ujar Zul Indra.
Dalam kunjungan MMF, Zul Indra menganjurkan kepada para pemancing untuk benar-benar mempersiapkan diri dan perlengkapan pendukung apabila memancing di laut, karena kondisi cuaca bisa berubah-ubah.
“Kami anjurkan cek menyeluruh kondisi kapal karena menyangkut keselamatan, lalu memakai life jacket, kalau bisa sertakan ponsel satelit, karena apabila sinyal ponsel biasa hilang, pemancing masih bisa terhubung dengan BASARNAS dengan ponsel satelit, terakhir gunakan Emergency Position Indicating Radio Beacon (EPIRB), agar ketika terjadi keadaan darurat, alat itu bisa mengirimkan sinyal darurat,” dia menganjurkan.
Komandan Tim Rescue Maimun, menceritakan proses penyelamatan pemancing, dia mengaku tim agak terlambat sampai di lokasi kapal pemancing, karena saat kapal penyelamat keluar dari Ulee Lheue Banda Aceh, mereka langsung dihadang oleh ombak ekstrem dan hujan lebat serta kabut.
“Kami minta maaf karena terkesan terlambat sampai, kami berupaya maksimal menyelamatkan sesegera mungkin, namun setelah keluar dari Ulee Lheue kami langsung dihadang ombak ekstrem dan hujan lebat, lalu kami terkendala dengan GPS yang membutuhkan waktu menunjukkan koordinat tepat, kami juga kesulitan melihat karena malam itu kabut benar-benar tebal, meski demikian alhamdulillah semua selamat tanpa adanya luka sedikitpun, setelah berjuang melawan cuaca ekstem, akhirnya kami sampai di Ulee Lheue puku 00.10 WIB,” Maimun menceritakan.
Ketua Merah Mata Fishing Ridho Hamdiki berterima kasih atas tindakan yang dilakukan Basarnas Aceh, karena tidak mengenal lelah dan waktu libur menyelamatkan nyawa yang sedang terancam bahaya.
“Kami dari Komunitas MMF sangat berterima kasih kepada Basarnas Aceh atau Tim SAR Aceh karena telah menyelamatkan dua rekan kami dan pawang kapal, alhamdulillah teman kami kembali dengan selamat, tindakan ini tentu tidak bisa kami balas dengan apapun, kami sangat bersyukur dapat ditolong dalam kondisi sangat butuh pertolongan seperti itu,” ungkap Ridho.(*)