MEDAN | Tubinnews.com // Duka mendalam menyelimuti keluarga Fauji seorang ayah sudah memiliki cucu pengemudi becak barang yang tewas dalam kecelakaan maut di Jalan Letjen Jamin Ginting Kecamatan Medan Baru, pada Sabtu dini hari (18/10/2025). Korban meninggal dunia di tempat setelah becak yang dikendarainya ditabrak dari belakang oleh mobil Toyota Fortuner berkecepatan tinggi.
Kecelakaan tragis itu terjadi sekitar pukul 05.10 WIB. Berdasarkan keterangan saksi mata, Fortuner yang dikemudikan Parlin Sembiring (28), warga Tuntungan, melaju dengan kecepatan tinggi dan menghantam becak dari belakang hingga korban terpental dan menabrak pohon di tepi jalan. Setelah kejadian, pengemudi mobil sempat melarikan diri ke arah Jalan Sei Mencirim, namun akhirnya berhasil diamankan warga.
“Begitu ditabrak, becaknya langsung terpental. Sopir Fortuner kabur, tapi warga sempat mengejar dan memukulinya sebelum akhirnya dibawa berobat,” ujar seorang saksi di lokasi kejadian.
Akibat benturan keras, Fauji meninggal di tempat, sementara becak barang miliknya ringsek total. Mobil Fortuner mengalami kerusakan parah pada kaca samping kanan, bemper depan, dan radiator. Kerugian materi diperkirakan mencapai Rp 40 juta.
Petugas Polsek Medan Baru dan Unit Lantas Polrestabes Medan langsung turun ke lokasi melakukan olah TKP, mengamankan barang bukti, serta mencari rekaman CCTV untuk mengungkap kronologi kejadian secara menyeluruh.
Kasatlantas Kota Medan saat dikonfirmasi terkait kebenaran tersebut juga menyampaikan adanya petugas polisi sudah melakukan cek TKP namun dari hasil konfirmasi belum ditemukan adanya rekaman cctv.
“Laporan sudah kita tindak lanjuti terkait mobil fortuner yang platnya juga dilokasi nihil, namun rekaman cctv belum kita dapatkan,” Kata Kasatlantas Kota Medan AKBP I Made Parwita, S.H, S.I.K, M.Si kepada tubinnews.com.
Namun, di balik proses hukum yang tengah berjalan, pihak keluarga korban menuntut pertanggungjawaban moral langsung dari pelaku. Anak korban, Febry Gunawan menyampaikan bahwa keluarga menunggu kehadiran langsung pengemudi Fortuner untuk meminta maaf secara pribadi kepada ibu korban.
“Walaupun kemarin sudah datang utusan dari si pengendara, kami pihak keluarga maunya si pengendara datang langsung ke ibu saya,” ujar Febry saat ditemui di rumah duka, Minggu (19/10/2025).
Febry mengaku pihak keluarga tidak menutup pintu damai, namun menegaskan bahwa pelaku harus menunjukkan itikad baik dengan datang dan meminta maaf secara langsung.
“Saya lebih kepingin yang nabrak datang, mungkin tunggu tenang, tidak apa-apa. Datang ke keluarga saya, minta maaf ke ibu saya,” katanya.
Ia juga menyoroti kekhawatiran bahwa status sosial pelaku dapat mempengaruhi proses hukum.
“Satu sisi, kami jangan sampai ini semuanya jadi buram. Kalau bisa terang, karena kita berhadapan dengan orang dari kalangan menengah ke atas,” ucapnya.
Meski demikian, keluarga tetap mengedepankan rasa kemanusiaan dan membuka ruang untuk penyelesaian secara kekeluargaan.
“Kalau misalnya yang terbaik itu damai, itu jalan yang baik. Cuma keinginan keluarga, yang menabrak datang untuk memohon maaf langsung kepada kami pihak keluarga, terutama ibu,” tegas Febry.
Pihak Jasa Raharja juga telah mendatangi rumah duka untuk mengurus administrasi santunan bagi keluarga korban.
Kasus ini kini masih dalam proses penyelidikan pihak kepolisian. Warga berharap agar penegakan hukum berjalan transparan dan adil, tanpa pandang bulu, serta menjadi pelajaran bagi pengendara lain untuk lebih berhati-hati di jalan raya.(Red)