Simeulue || TubinNews : Menanggapi pemberitaan sebelumnya yang berjudul “Bantuan Pokir Salah Satu Anggota DPRK Simeulue Tuai Kekecewaan Penerima”, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Simeulue, Rosnidar Mahlil, memberikan Klarifikasi disampaikan melalui sambungan telepon WhatsApp pada Senin (14/1/2025).
Rosnidar menjelaskan bahwa bantuan sosial berupa sembako yang ia titipkan kepada Dinas Sosial Kabupaten Simeulue memang sengaja dibagi dua untuk menjangkau lebih banyak penerima.
“Betul, bantuan sembako itu kita bagi dua. Sebagian diberikan kepada penerima manfaat utama, dan sebagian lagi disalurkan kepada masyarakat lain, termasuk aparatur desa dan ASN. Namun, data penerima tambahan tersebut tidak dicantumkan dalam administrasi,” jelas Rosnidar.
Ia menegaskan bahwa langkah tersebut diambil untuk memastikan bantuan sosial dapat dirasakan secara merata oleh masyarakat yang membutuhkan.
“Kita jangan terlalu serakah, harus berbagi. Bantuan ini untuk dinikmati bersama oleh semua pihak,” tambahnya.
Rosnidar juga menyatakan bahwa pembagian sembako ini dilakukan dengan niat baik dan sesuai prosedur yang ada. Ia berharap masyarakat dapat memahami keputusan tersebut.
“Saya berkomitmen agar pembagian bantuan ke depannya dapat dilakukan lebih baik, lebih merata, dan tidak menimbulkan kesalahpahaman,” ujarnya.
Menutup pernyataannya, Rosnidar mengimbau agar masyarakat fokus pada tujuan utama dari bantuan ini, yaitu meringankan beban bersama di tengah kondisi ekonomi yang sulit.
“Mari kita jadikan ini sebagai kesempatan untuk saling berbagi rezeki. Saya harap masyarakat dapat memahami dan mendukung langkah ini,” pungkasnya.
Dimana di pemberitaan sebelumnya. Bantuan sosial berupa paket sembako yang disalurkan melalui program Pokir (Pokok Pikiran) salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Simeulue dari Daerah Pemilihan (Dapil) 2, Rosnida Mahlil, menuai kekecewaan dari sejumlah penerima manfaat.
Pasalnya, data administrasi bantuan yang tercatat berbeda dengan barang yang diterima di lapangan. Rajuan Acfin, salah seorang penerima bantuan Aspirasi Rosnidar Mahlil, mengungkapkan rasa kecewanya.
“Saya kaget dan kecewa. Dalam data administrasi, disebutkan setiap penerima akan mendapatkan 10 sah beras, 16 kg minyak Bimoli, dan 16 kg gula. Namun yang kami terima di lapangan hanya setengahnya: 5 sah beras, 8 kg minyak Bimoli, dan 8 kg gula,” ujarnya.
Lebih lanjut, Rajuan menyampaikan bahwa ketika dikonfirmasi ke Dinas Sosial, dirinya mendapat jawaban bahwa pengurangan jumlah bantuan dilakukan karena sebagian akan dibagikan kepada penerima lainnya.
“Seharusnya, jika ada perubahan, kami diberi tahu terlebih dahulu. Mengapa data yang disampaikan kepada kami berbeda dengan realisasinya?” tambahnya.
Hal serupa diungkapkan oleh Filda, penerima bantuan lainnya. Ia mengaku kecewa karena bantuan yang diterimanya jauh dari yang dijanjikan oleh Rosnidar Mahlil.
“Kami sudah mengikuti prosedur, termasuk foto bersama untuk dokumentasi. Namun, kenyataannya bantuan yang kami terima tidak sesuai dengan yang tercantum dalam data,” kata Filda.
Program bantuan sosial melalui Pokir sejatinya bertujuan untuk meringankan beban masyarakat, terutama di tengah kondisi ekonomi yang sulit.
Namun, ketidaksesuaian data dengan realisasi di lapangan menimbulkan pertanyaan besar mengenai pengelolaan program tersebut.