Medan,Tubinnews.com | Seorang orang tua bernama Kamelia melaporkan sekolah dasar swasta di kawasan Medan Johor atas dugaan tindak pidana perlindungan anak. Kejadian ini bermula ketika Kamelia mendapati putranya, Mahesya Iskandar, duduk di lantai semen di depan pintu masuk sekolah karena tidak diperbolehkan masuk kelas akibat belum melunasi SPP.
Menurut keterangan pelapor, Mahesya yang masih duduk di kelas V SD merasa malu untuk mengambil rapor dan menghadiri kegiatan belajar-mengajar karena pihak sekolah menahan rapor siswa yang belum melunasi pembayaran SPP.
Pada hari kejadian, sekitar pukul 10.00 WIB, Kamelia mendatangi sekolah untuk memastikan kondisi anaknya. Ia mengaku kecewa karena saat itu anaknya sudah tiga hari berturut-turut duduk di luar kelas seperti pengemis.
Setelah menanyakan hal ini kepada pihak sekolah, Kamelia mendapat jawaban dari seorang oknum guru sekolah Abdi Sukma bernama Hariati, bahwa siswa yang belum melunasi SPP memang tidak diizinkan mengikuti pelajaran. Namun, saat Kamelia bertanya kepada kepala sekolah, ia mendapatkan jawaban berbeda, yaitu tidak ada aturan yang melarang siswa mengikuti pelajaran meskipun belum membayar SPP. Kepala sekolah juga mengaku tidak mengetahui bahwa Mahesya telah duduk di luar kelas selama tiga hari.
Akibat perlakuan tersebut, Mahesya kini enggan untuk kembali ke sekolah. Kamelia, yang merasa keberatan atas kejadian ini, akhirnya melaporkan pihak sekolah ke pihak berwajib dengan dasar Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
Saat ini, laporan tersebut telah diterima untuk ditindaklanjuti oleh pihak berwenang. Kamelia berharap kejadian ini menjadi perhatian agar tidak ada lagi anak yang mengalami hal serupa di masa mendatang
Sebelumnya diberitakan kejadian tersebut terungkap setelah video yang diunggah oleh Kamelia, ibu sang siswa, viral di media sosial. Dalam video itu, anaknya terlihat duduk di lantai, sementara teman-temannya duduk di bangku seperti biasa. “Sebagai orang tua, saya merasa sangat kecewa. Anak saya diperlakukan tidak adil hanya karena masalah keuangan,” ujar Kamelia dengan emosional.
Peristiwa yang terjadi sejak Rabu (8/1) ini menuai kritik tajam dari masyarakat dan berbagai pihak.(Red)