KSOPP Dikritik, Dugaan Pungli Sebabkan Wisatawan Adu Senjata Api dan Samurai Picu Sorotan

|

DITAYANG:

Ajibata,Tubinnews.com | Kinerja Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Penyeberangan (KSOPP) Rijaya menuai kritik tajam dari wisatawan. Pasalnya, isu adanya parkir liar sebabkan perselisihan antar wisatawan di area pelabuhan yang menggunaka senjata api dan samurai mencuat di tengah masyarakat.

 

 

Meski Rijaya membantah keras kebenaran kabar tersebut. “Saya tidak tahu, Pak, dan sampai saat ini belum ada kejadian menonjol seperti itu. Saya pastikan itu tidak ada,” ujarnya.

 

Namun, bantahan ini dianggap tidak cukup menjawab persoalan mendasar terkait citra buruk pelabuhan hingga viral di medsos dan membuat resah masyarakat yang menyalsikan beberapa wisatawan menilai lemahnya pengawasan dan pengendalian di area pelabuhan menjadi faktor yang merusak kepercayaan publik terhadap KSOPP.

BACA JUGA  Armia Pahmi Ajak Masyarakat Bersatu untuk Aceh Tamiang yang Lebih Baik

 

 

Sebagai unit di bawah Kementerian Perhubungan yang bertugas menjaga keselamatan dan keamanan pelabuhan, KSOPP seharusnya proaktif menanggapi isu-isu sensitif dari media dan laporan masyarakat yang berpotensi merusak reputasi lembaga.

 

Selain masalah keamanan, pengelolaan parkir di pelabuhan turut menjadi perhatian sebab media tidak mendapatkan adanya kejelasan bukti parkir 10 ribu . Rijaya menjelaskan bahwa pelabuhan tidak mengenakan biaya parkir, melainkan hanya tarif masuk dan pemeliharaan sebesar Rp1.500, sesuai PP Nomor 15 Tahun 2016 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

BACA JUGA  Lagi-lagi, Warga Deli Serdang Resah: Pencurian Sepeda Motor Terjadi Tanpa Takut Polisi!

 

 

“Kalau parkir itu diatur dalam perda sesuai status jalan, bukan kewenangan kami,” jelasnya.

 

 

Namun, masyarakat merasa bingung karena kurangnya sosialisasi mengenai aturan ini. Sejumlah pengguna jasa mengeluhkan ketidakjelasan terkait pungutan di area pelabuhan, sehingga menimbulkan kesan buruk terhadap pengelolaan fasilitas publik tersebut.

 

“Kemaren wisatawan ngamuk juga bang udah bayar 700 ribu alasan bisa cepat nyebrang ke Samosir rupanya tetap lama antri marahlah itu wisatawan udah dibayar uangnya rupanya kena tipu dia,” Ungkap Andriyani.

BACA JUGA  Aksi Ipda Indra Bantu Korban Laka Lantas Gunakan Becak Tuai Pujian

 

KSOPP memiliki peran strategis, mulai dari menegakkan hukum keselamatan pelayaran hingga mengatur lalu lintas penyeberangan. Sayangnya, kritik terhadap kinerja KSOPP memperlihatkan perlunya peningkatan manajemen pelayanan dan keamanan di pelabuhan.

 

Ke depannya, diharapkan KSOPP lebih tanggap terhadap keluhan masyarakat dan mampu membangun citra positif Kota Wisata Danau Toba melalui pelayanan yang lebih profesional.

 

Kritik ini menjadi alarm bagi KSOPP untuk segera berbenah, mengingat pelabuhan merupakan salah satu wajah penting dalam mendukung sektor pariwisata dan ekonomi daerah.(Red)